makalah kesehatan image
hime_chan_
Saya mau buat makalah tentang kebersihan dan kesehatan yang terganggu karena kepadatan pasar. Jadi makalah ini akan berisi hubungan antara kebersihan dan kesehatan, dan bagaimana kepadatan pasar mungkin mengganggu kesehatan penghuni dan pengunjung pasar tersebut.
Ada ide dimana saya bisa cari sumber dari internet untuk bagian telaah pustaka?
kalau tahu alamat situsnya aku akan sangat membantu...
terimakasih
Answer
wakakakka
maap ga tau
wakakakka
maap ga tau
makalah kewarganegaraan?
Sasaimena
temanya tentang hak dan kewajiban warga negara, dan sub temanya aku mau ambil di bidang kesehatan yang menerangkan masalah pelayanan kesehatan di kalangan masyarakat terutama untuk gakin. apakah benar?? dan judulnya harus di tulis seperti apa? trims atas sarannya.. :)
Answer
Google
ada yg bisa bantu bikin makalah?
temen aku dikasi tugas bikin makalah topiknya "mengapa ditemukannya manusia purba diindonesia"ada yg bisa bantu,,bintang 5 menunggu
Answer
Pada tahun 1890 Dr. E. Dubois menemukan fosil dan artefak di Desa Trinil Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Fosil dan artefak yang ditemukan berupa tulang tengkorak, tulang rahang, tulang belakang. Artefak yang dijumpai juga terdapat dari batu. Oleh Dr. E. Dubois fosil-fosil manusia yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang rahang dan tulang belakang direkonstruksikan kembali. Dari hasil rekonstruksi itu terbentuklah kerangka manusia yang mirip kera. Oleh karena itu dinamakan Pithekantropus Erectus yang berasal dari :
Pithekas berarti kera
Anthropus berarti manusia
Erectus berarti berdiri
Manusia purba yang sejenis dengan Pithekantropus Erectus adalah Pithekantropus Erectus Mojokensis yang ditemukan fosilnya oleh Von Koeningswald di Mojokerto Jawa Timur pada tahun 1936 sedangkan di Trinil pada tahun 1939 dan dinamakan Pithekantropus Robustus.
Di Desa Ngandong di daerah Lembaha sungai Bengawan Solo (Ngandong) dan di desa Wajak Kabupaten Tulung Agung dijumpai fosil-fosil manusia. Fosil manusia itu berbentuk tulang rahang bawah dari penelitian Von Koeningswald dan Dr. E. Dubois makhluk itu tingkat kehidupannya lebih tinggi dari Pithekantropus Erectus. Fosil yang dijumpai di Ngandong di daerah Solo dinamakan Homo Soloensis. Sedangkan fosil yang ditemukan oleh Dr. E. Dubois di daerah Wajak Tulung Agung dinamakan Homo Wajakensis yang berarti manusia dari Wajak.
Disamping ditemukannya fosil-fosil manusia purba juga ditemukan peralatan yang terbuat dari bata dan tulang. Alat-alat tersebut dipergunakan untuk berburu dan keperluan alat rumah tangga. Dari peralatan yang dijumpai di Wajak dan Ngandong Homo Sapiens dan Homo Wajakensis bila hendak makan maka makannya dimasak terlebih dahulu dengan cara dibakar. Ini berarti manusia tersebut sudah mulai mengenal kesehatan. Sebelum dimakan makanan itu dibakar.
Dari artefak-artefak atau peralatan yang dijumpai maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia Pithekantropus Erectus sudah mengenal alat-alat yang dipergunakan untuk membela diri dan berburu. Pithekantropus Erectus hidup antara 2,5 â 1,5 juta tahun yang lalu. Manusia Pithekantropus Erectus yang sejenis di luar negeri dijumpai di RRC (Cina) yaitu di gua Chaukontin Peking yang dinamakan Sinanthropus Pekinensis. Kehidupan mereka dari mengumpulkan makan terutama tumbuhn-tumbuhan.
Dari penemuan fosil-fosil manusia purba beserta artefak-artefaknya di berbagai daerah di Indonesia, menunujukkan bahwa di Indonesia telah hidup berbagai jenis manusia purba. Ini merupakan suatu keberuntungan bagi bangsa Indonesia. Karena selain menjadi tempat penemuan manusia purba yang jarang dijumpai di dunia. Oleh karena itu dalam rangka melestarikan hasil budaya atau peninggalan prasejarah hendaknya melaporkan kepada lurah atau camat.
Pada tahun 1890 Dr. E. Dubois menemukan fosil dan artefak di Desa Trinil Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Fosil dan artefak yang ditemukan berupa tulang tengkorak, tulang rahang, tulang belakang. Artefak yang dijumpai juga terdapat dari batu. Oleh Dr. E. Dubois fosil-fosil manusia yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang rahang dan tulang belakang direkonstruksikan kembali. Dari hasil rekonstruksi itu terbentuklah kerangka manusia yang mirip kera. Oleh karena itu dinamakan Pithekantropus Erectus yang berasal dari :
Pithekas berarti kera
Anthropus berarti manusia
Erectus berarti berdiri
Manusia purba yang sejenis dengan Pithekantropus Erectus adalah Pithekantropus Erectus Mojokensis yang ditemukan fosilnya oleh Von Koeningswald di Mojokerto Jawa Timur pada tahun 1936 sedangkan di Trinil pada tahun 1939 dan dinamakan Pithekantropus Robustus.
Di Desa Ngandong di daerah Lembaha sungai Bengawan Solo (Ngandong) dan di desa Wajak Kabupaten Tulung Agung dijumpai fosil-fosil manusia. Fosil manusia itu berbentuk tulang rahang bawah dari penelitian Von Koeningswald dan Dr. E. Dubois makhluk itu tingkat kehidupannya lebih tinggi dari Pithekantropus Erectus. Fosil yang dijumpai di Ngandong di daerah Solo dinamakan Homo Soloensis. Sedangkan fosil yang ditemukan oleh Dr. E. Dubois di daerah Wajak Tulung Agung dinamakan Homo Wajakensis yang berarti manusia dari Wajak.
Disamping ditemukannya fosil-fosil manusia purba juga ditemukan peralatan yang terbuat dari bata dan tulang. Alat-alat tersebut dipergunakan untuk berburu dan keperluan alat rumah tangga. Dari peralatan yang dijumpai di Wajak dan Ngandong Homo Sapiens dan Homo Wajakensis bila hendak makan maka makannya dimasak terlebih dahulu dengan cara dibakar. Ini berarti manusia tersebut sudah mulai mengenal kesehatan. Sebelum dimakan makanan itu dibakar.
Dari artefak-artefak atau peralatan yang dijumpai maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia Pithekantropus Erectus sudah mengenal alat-alat yang dipergunakan untuk membela diri dan berburu. Pithekantropus Erectus hidup antara 2,5 â 1,5 juta tahun yang lalu. Manusia Pithekantropus Erectus yang sejenis di luar negeri dijumpai di RRC (Cina) yaitu di gua Chaukontin Peking yang dinamakan Sinanthropus Pekinensis. Kehidupan mereka dari mengumpulkan makan terutama tumbuhn-tumbuhan.
Dari penemuan fosil-fosil manusia purba beserta artefak-artefaknya di berbagai daerah di Indonesia, menunujukkan bahwa di Indonesia telah hidup berbagai jenis manusia purba. Ini merupakan suatu keberuntungan bagi bangsa Indonesia. Karena selain menjadi tempat penemuan manusia purba yang jarang dijumpai di dunia. Oleh karena itu dalam rangka melestarikan hasil budaya atau peninggalan prasejarah hendaknya melaporkan kepada lurah atau camat.
Ultrabook Terbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar